Perbedaan gaya tari bukanlah sesuatu untuk dipertanggungjawabkan dipertentangkan dalam mencari yang benar dan yang salah, melainkan kalaupun masalah itu dibahas adalah untuk mengkaji nilai-nilai keindahan. Dan lagi perlu diingat, bahwa nilai keindahan adalah juga sesuatu yang tidak dapat diseragamkan begitu saja. Setiap kebudayaan mempunyai kecenderungan tertantu mengenai nilai-nilai keindahan ini. Bandingkan saja misalnya gerak tangan yang bagaimana pada tari wanita yang dianggap indah pada masing-masing tari Jawa, Bali, Batak dan Aceh ternyata akan begitu berbeda-beda.
Kekhasan masing-masing gaya tari inilah yang masih perlu mendapat perhatian lebih banyak untuk dipelajari. Jika masalah gaya ini mendapat perhatian yang cukup besar dari pada penggiat tari, maka penyajian-penyajian tari akan lebih mudah terhindar dari kedangkalan-kedangkalan, dimana kemanisan adalah seolah-olah merupakan satu-satunya nilai yang hendak dikejar dalam suatu penyajian tari. Padahal letak nilai keindahan yang lebih dalam adalah didalam gaya.
Suatu tari tertentu dilandasi oleh teknik tari tertentu dan dijiwai oleh suatu sikap atau lebih tepat suatu sikap batin tertentu. Yang disebut teknik tari itu dapat diperinci atas beberapa seginya. Yang dinamakan teknik tari adalah cara-cara melaksanakan gerak-gerak tari secara tepat sehingga mencapai bentuk serta gaya yang dikehendaki. Adapun segi-seginya antara lain: sikap badan yang tepat, yang dapat pula diperinci atas sikap masing-masing anggota badan seperti torso, leher, kepala, lengan dan tungkai; arah bergerak yang tepat bagi setiap anggota badan; ritme yang tepat dalam melakukan rangkaian gerak; dan terakhir adalah kualitas gerak atau rasa gerak yang tepat yang menandai keseluruhan tari, atau kualitas-kualitas gerak tertentu yang tepat bagi bagian-bagian tari tertentu. Kalau diatas ini disebutkan mengenai segala sesuatu yang tepat, maka ketepatan yang dimaksud disini bukanlah ketepatan matematik yang dinyatakan dengan ukuran-ukuran metric. Ukuran metric dapat dipakai sebagai ancar-ancar tetapi pada akhirnya yang menentukan ketepatan itu adalah ukuran-ukuran yang harus bias dirasakan sebagai suatu yang pantas dalam kerangka gaya tari yang bersangkutan. Sikap dan arah gerak yang telah disebutkan diatas adalah segi-segi teknik tari yang bersangkut paut dengan unsure visual dari tari. Artinya, sikap dan arah itu mewujudkan bentuk-bentuk yang dapat dilihat oleh mata. Bagi yang menonton, bentuk-bentuk itu memberikan sesuatu pengalaman melihat yang bersifat kesenirupaan.
Bentuk-bentuk itu mewujud dalam ruang; bentuk-bentuk itu mempunyai arti karena ruang. Bentuk-bentuk tersebut bias menyampaikan asosiasi-asosiasi, bias melambangkan ide-ide yang memang hendak disampaikan melalui tari yang bersangkutan.
(tunggu sambungan berikutnya). . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung di Blog Sagoe Aceh..
Kami mohon kritik dan saran serta masukan ide kreatif untuk perkembangan Bog ini.
Silahkan kirim artikel, puisi dan tulisan apa saja yang membangun kearifan, untuk dipublikasikan di blog ini. Saleum Budaya..