Karya: Soeryadarma Isman
INGAT KAMPUNG
padangpanjang kota nyamansejuk, dan indah makanya abiku
memilih kota ini untuk mengubah nasibnya.
Singkil sebuah kota di Aceh
menurut cerita Abi, ia pernah di sana
bekerja jadi wartawan, kini di sana banjir
sudah seminggu airnya tak surut-surut
belum ada bantuan dari pemerintah untuk penduduk.
Wasior Papua Barat
rumah, mesjid, gereja, dan rumah sakit serta jalan-jalan juga bandara
hancur total karena banjir bandang, memutuskan hubungan desa dan kota
ini aku saksikan di berita televisi
Ya, Allah mengapa bencana selalu saja datang
tak henti di negeri kaya raya; Indonesia!
menyaksikan ini semua, aku ingat kampung
apakah rakyat yang tertimpa gempa dan tsunami
hidupnya sudah tenteram
apakah pemerintah sudah berlaku adil.
Padangpanjang, 2010
KUPU-KUPU
kepada Presiden SBY
kupu-kupu yang lucukemana engkau terbang
hilir mudik mencari bunga dan kembang
untuk mengisap madu dan sarinya.
Padangpanjang, 2010
MALAM MINGGU
kepada Abi dan Makku
malam minggu
kau menghibur dan bersahabat
denganku juga dengan malam.
malam minggu
kini sering tak dapat menikmati malam
sebab abiku tak boleh keluar malam
Ya Allah, sembuhkanlah penyakit abiku
agar kami dapat bermain-main dengan malam.
Padangpanjang, 2010
Karya: Sulaiman Juned
RIWAYAT DUKA
ketika
Tuhan menyampaikan cinta dengan
gempa. Aku sedang
merakit hati di padang senja. Suit
angin meneguk lara-semiris
ini diri mengais angan pada luka.
ketika
Tuhan menyampaikan sayang dengan
gempa. Aku sedang
merakit sansai menderu. Bulan
tenggelam di atas teluk-angin
melukiskan riwayat duka sepanjang masa
(kita tak mampu membaca isyarat alam).
-Padangpanjang, 2009-
KABUT
negeri di atas
kabut. Sulit memadamkan jiwa terlecut
luka-setia melupa rupa. Cinta terbang
melabuhkan birahi di teluk sunyi. Angin
miris mengoyak kalbu di senyap pekat.
negeri di atas
kabut. Aku zikirkan rindu di pucuk daun
agar sempurna catatan menuju tuhan.
-Padangpanjang, 2009-
ASING
seperti
terasing berada di rumah sendiri
mencium aroma ketidakadilan
memberondong pikir dan sukma
bergelanyut di jiwa.
seperti
terasing berada di rumah sendiri
membiarkan kendi retak terpecah
terburai segala isi di hisap bumi
(mengetuk pintu rumah ada nyeri menggantung)
-Padangpanjang, 2010-
EMAK I
-ziarahi makammu
nafas
yang berhembus di jiwa-memanjangkan
akal kehidupan adalah dari keberadaanmu.
seberapa
panjang malam terlalui berkat usapan lembut
jemari yang kau letakkan di atas ubun keadaanku.
alangkah
jauh dan sangat melelahkan ternyata
menjadi pengasuh buat si biji mata
(aku minta maaf mak, jika akal-pikirku melukai jiwa)
-Usi Dayah, 2010-
EMAK II
maafkan
andai hatimu sering aku tikam-tikam
lahirkan luka-gelisah bersimaharaja. Kini
bila menatap lekat anakku dalam tidurnya; baru
kutahu, betapa susah merawat si buah hati
agar hidup dan matinya berarti.
-Padangpanjang, Akhir Desember, 2010-
ABI
ini
yang kesekian kali pulang membawa
rindu agar hilang duka bertahta di kalbu.
ini
yang kesekian kali pulang menziarahimu
dengan penuh cinta-tetap saja tak mampu
menyembunyikan luka bersarang di jiwa
(ah! Terlalu pekat malam untuk dilupakan)
-Usi Dayah, 2010-
TERLUKA
siang
hujankan renyai
luka. Matahari menjadi malam.
-Brunei Darussalam, 2010-
MIRIS
angin
miris-mengoyak cinta
tergadai kabut.
angin
miris-melupa rupa
di teluk sunyi.
-Padangpanjang, 2010-
Puisi - Puisi Sulaiman Juned
PADANGPANJANG (SATU)
aku
sedang memungut kabut.
Padangpanjang, 2011
PADANGPANJANG (DUA)
pada
siapa melaporkan gigil. Sakit
menderu di jiwa.
Padangpanjang, 2011
PADANGPANJANG (TGA)
ah!
pada entah mengunci diri
pada entah kawinkan hati.
Padangpanjang, 2011
malam lupa segalanya
bulan tembaga tertusuk runcing lalang.
-Banda Aceh, 1989-
TIKUS
mentari rebah memeluk bumi
malam hadirkan sunyi
tikus beraksi mengerat laci
menlenyapkan segala isi
membuat istana pribadi.
-Banda Aceh, 1990-
MATA
anak
panah tertancap bunga api
penglihatan menyandera jiwa
(Tuhan, jangan butakan matahatiku)
-Padangpanjang, 1999-
MAK; BULANKU HILANG
demokrasi itu apa (?)
bagi kacang harus adil
keadilan itu apa (?)
ketika kantong pribadi itu tebal
ketebalan itu apa (?)
ketika kekuasaan itu kebal
kekuasaan itu apa (?)
ketika konglomerat dan pejabat
menginjak tengkuk si miskin
(mak! kemana kita memandang bulan)
-Banda Aceh, 1995-
SOERYA:
TRAUMA GEMPA TERLALU MELEKAT DI JIWAMU;
RASAKAN HENTAKAN ACEH-YOGYAKARTA-MINANGKABAU
BESOK LUSA ENTAH DIMANA LAGI
DIRUBUHKAN
TUHAN
anakku
di negeri tempat Abi mengais hidup. Kita
memang harus bersahabat dengan gempa, maka
bersiaplah!
-Padangpanjang, 30 September 2009-
LAUT TAWAR
dari rantau
terkenang laut tawar jadi
kenangan. Petri pukes membatu, bukti
cinta seorang hamba. Depik tempat berkecipak
bensu peteri menunggu Malem Dewa di buntul kubu
di gubuk makni tua. Dari sudut
yang paling sunyi dalam sepi gelap
mata. Angin nelusup menoreh
luka-kabut nanarkan mata
berpuluh rencong berhulu di dada.
dari rantau
gigil menggeretakan rahang
rindu demamkan jiwa. Di sudut
yang paling sunyi kabulkan doa hamba
menyalin kata menyampaikan kebenaran
hakiki- maaf terbuka selebar langit
bagi siapapun yang pernah memberikan getir
Ah!
-Padangpanjang, 2009-
EMAK I
-ziarahi makammu
nafas
yang berhembus di jiwa-memanjangkan
akal kehidupan adalah dari keberadaanmu.
seberapa
panjang malam terlalui berkat usapan lembut
jemari yang kau letakkan di atas ubun keadaanku.
alangkah
jauh dan sangat melelahkan ternyata
menjadi pengasuh buat si biji mata
(aku minta maaf mak, jika akal-pikirku melukai jiwa)
-Usi Dayah, 2010-
PADANGPANJANG (TIGA PULUH LIMA)
biar
gerimis asal tak
di jiwa
Ah!
-Kampung Jambak, 2011-